- Tempo: Tabligh Akbar Jafar Umar Resahkan Warga Yogyakarta
- PortalKBR: Ja’far Umar Thalib: Saya Siap Perang Melawan Pluralisme
- Intelijen.co.id: Besok, Ustadz Jafar Umar Thalib Ceramah Perang Lawan Pluralisme di Yogya
Pamfletnya kurang lebih seperti pada gambar berikut ini:
- keadaan masyarakat yg majemuk (bersangkutan dng sistem sosial dan politiknya);

Sedangkan arti pluralism menurut kamus Merriam Webster adalah sebagai berikut:
1 : the holding of two or more offices or positions (as benefices) at the same time
2 : the quality or state of being plural
3 a : a theory that there are more than one or more than two kinds of ultimate reality
b : a theory that reality is composed of a plurality of entities
4 a : a state of society in which members of diverse ethnic, racial, religious, or social groups maintain and develop their traditional culture or special interest within the confines of a common civilization
b : a concept, doctrine, or policy advocating this state
— plu·ral·ist adjective or noun
— plu·ral·is·tic adjective
— plu·ral·is·ti·cal·ly adverb
- keadaan masyarakat yang majemuk (sesuai KBBI)
- kepahaman bahwa kebenaran itu tidak hanya satu.
Yang biasanya menimbulkan perdebatan & keresahan adalah pluralisme yang bermakna ‘kepahaman bahwa kebenaran itu tidak hanya satu’, karena hal ini bertentangan dengan keyakinan / keimanan Islam dan mungkin keyakinan agama lain juga.
Dari uraian di atas, nampak bahwa jika dipakai istilah ‘Perang Melawan Pluralisme’, maka menurut KBBI maksudnya yang diperangi adalah adanya keberagaman di masyarakat, bukan keyakinan bahwa ada kebenaran ganda. Padahal sebenarnya agama Islam menghargai adanya berbagai keyakinan dan keberagaman di masyarakat dalam batas tertentu.
Bagaimana dengan pluralitas? Istilah pluralitas dalam KBBI ternyata tidak ada, jadi kalau ada yang menulis menggunakan istilah pluralitas arti kalimatnya susah untuk ditafsirkan, karena nanti tiap orang punya pengertian berbeda.

Jadi apa kesimpulannya? Pusing!
- Pamflet dari situs http://papaninfo123.blogspot.com/2014/06/perang-melawan-pluralisme.html